Umi Inah, Tunanetra yang Wakafkan Rumah Pribadi untuk Majelis Taklim

 

Umi Inah, Tunanetra yang Wakafkan Rumah Pribadi untuk Majelis Taklim

 

Bogor, BWI.or.id — “Sampaikanlah dariku (Nabi Muhammad) walaupun satu ayat” (HR. Imam Bukhari), Hadis ini mengajarkan umat manusia untuk menyampaikan ilmunya meski sedikit, agar ilmu yang didapat bermanfaat bagi orang lain yang belum mengetahuinya. Begitupun dengan sosok Umsi (60), yang biasa disapa dengan panggilan Umi Inah oleh warga setempat. Ia adalah seorang penyandang Tunanetra yang mengabdikan dirinya sebagai guru ngaji.

 

Umi Inah adalah seorang Janda tiga anak yang semuanya telah berkeluarga. Kurang lebih tiga tahun lalu, sebelum suaminya yang juga penyandang tunanetra wafat. Ia dan suaminya aktif mengajar mengaji di Majelis Taklim. Ia mengajar untuk ibu-ibu setempat, sedangkan suaminya mengajar untuk bapak-bapak. Namun kini, ia hanya seorang diri jadi pengajar mengaji di majelis taklim tersebut. Tapi itu tak menyurutkan niatnya untuk terus berbagi ilmu kepada ibu-ibu setempat.

Selepas kepergian suaminya, ia wakafkan rumahnya untuk dijadikan Majelis Taklim. Ia kini tinggal bersama anaknya di Kampung Cadas Rt. 032/008, Desa Putat Nutug, Ciseeng, Bogor, yang juga dekat dengan lokasi Majelis Taklim.

“Umi udah tua, rumah ini lebih baik dijadikan tempat majelis biar lebih bermanfaat bagi banyak orang. Umi pengen berbagi ilmu ke sesama meski ilmu Umi pun sangat sedikit,” tutur Umi Inah, dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

Meskipun hanya seorang diri, Umi Inah tetap istiqomah dalam menjalankan aktivitasnya sebagai seorang pengajar mengaji. Seminggu dua kali, ia rutin mengisi pengajian untuk ibu-ibu setempat. Selain mengajar mengaji, Nenek kelahiran Bogor, 25 Juli 1956 ini membuat kerajinan tikar pandan di sela-sela waktu luangnya. Kemudian dijual ataupun untuk dipakai sebagai alas di majelis taklim.

Berkat kegigihan dan keuletan dalam menjalankan aktivitasnya sebagai guru mengaji, warga setempat sangat mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Umi Inah. Kegigihannya menjalankan syiar agama, terus terjaga meski di usia tua.

“Umi Inah itu orangnya rajin, baik, meskipun kondisi fisiknya sangat terbatas. Kami bahagia dan bangga bisa diajar mengaji sama beliau. Sangat bermanfaat setiap ilmu yang disampaikan untuk kami semua,” ujar salah satu warga setempat.

Mendengar kabar dari warga setempat tentang sosok Umi Inah, tim Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa, mendatangi kediaman Umi Inah untuk sekedar memenuhi kebutuhan penting untuk majelis taklim yang disampaikan oleh warga.

“Terimakasih Dompet Dhuafa, mudah-mudahan bantuan ini bisa membuat ibu-ibu tambah semangat lagi mengaji. Sehingga jama’ahnya pun tambah banyak,” tutur Umi Inah.

Umi Inah pun berterimakasih kepada para donatur Dompet Dhuafa yang telah mendonasikan sebagian hartanya bagi kepentingan umat dan dirinya. Semoga keberkahan dan kesuksesan selalu dapat diraih oleh para donatur. Amin.

Sumber: Dompet Dhuafa

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *