Padang, BWI.or.id–Sebuah pertanyaan kerap mengawang. Setelah informasi mengalir dengan derasnya, pendek-pendek, mudah dicerna, dan terus terbarukan lewat kanal-kanal dunia maya, akankah orang mencari informasi di dalam buku?
Pustakawan, Hendra Saputra, mengatakan, buku merupakan bagian yang terpenting dalam peradaban manusia. “Buku merupakan jendela dalam melahirkan karakter anak bangsa,” kata dia di Padang Panjang, Sumatra Barat, Senin (18/4). Sebuah kata mutiara yang disampaikannya pada acara peluncuran gerakan wakaf buku yang diselenggarakan oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Padang Panjang.
Buku, kata dia, tidak bisa ditinggalkan meskipun kemajuan teknologi saat ini sudah merambah peradaban manusia yang tiada batas.
“Informasi dan referensi di dunia maya saat ini masih banyak yang menyesatkan tanpa saringan, tidak sama dengan kebenaran isi dari buku,” ujar dia.
Pustakawan yang kini menjadi anggota DPRD Padang Panjang itu juga mengajak masyarakat agar bisa mempertahankan kebiasaan membaca buku. “Melalui gerakan wakaf buku ini, mari kita wujudkan manusia yang berkualitas, untuk membangun kehidupan masyarakat yang lebih cerah,” katanya menambahkan.
Wakaf buku Perpustakaan yang ada di Padang Panjang, menurut Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Padang Panjang Darsyaf Hendrizal, saat ini masih kekurangan buku. Kekurangan buku yang dimaksud adalah jika jumlah buku dibandingkan dengan jumlah penduduk.
“Penduduk Padang Panjang saat ini ada sekitar 50 ribu jiwa lebih, sementara perpustakaan yang dikelola oleh pemerintah itu membutuhkan buku sekitar 25 ribu eksemplar,” kata Hendrizal.
Pada Senin (18/4), Wali Kota Padang Panjang, Sumatra Barat, Hendri Arnis meluncurkan gerakan wakaf buku untuk menambah koleksi buku di perpustakaan setempat.
Gerakan wakaf buku itu nantinya diharapkan bisa menambah koleksi buku di perpustakaan. “Saat ini Perpustakaan Padang Panjang memiliki sekitar 13 ribu eksemplar buku yang terdiri dari sekitar tiga ribu judul,” ujar Darsyaf.
Menurut dia, sudah saatnya Padang Panjang memiliki banyak koleksi buku jika melihat dari tingkat kunjungan yang semakin meningkat belakangan ini. Belakangan, setiap pekannya, sekitar 2.800 orang berkunjung ke Perpustakaan Padang Panjang.
Ia juga mengharapkan, ada donatur yang menyumbangkan buku bagi Perpustakaan Padang Panjang, sehingga berguna bagi pengunjung dalam mencari ilmu dan referensi.
“Kami juga menerima sumbangan dari donatur yang ingin menyumbangkan bukunya,” kata dia menyumbangkan. Tak sekadar menampung buku.
Kantor Perpustakaan dan Arsip setempat akan menjemput langsung buku yang diwakafkan jika donatur tidak bisa mengantarkan langsung ke perpustakaan itu.
“Jika ada masyarakat yang berniat mewakafkan bukunya, namun tidak sempat mengantarkan langsung ke kantor perpustakaan, kami bersedia menjemput ke rumah masyarakat tersebut,” kata Darsyaf.
Menjemput langsung buku yang diwakafkan dari rumah masyarakat, menurut dia, bukanlah suatu paksaan, melainkan sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat. Langkah proaktif itu diharapkan bisa membuat lebih banyak anggota masyarakat yang akan mewakafkan bukunya.
Sebelum gerakan itu diluncurkan, Kantor Perpustakaan dan Arsip sudah menerima sumbangan buku dari masyarakat sebanyak 817 eksemplar.
Darsyaf mengingatkan kembali betapa pentingnya nilai buku di saat ini.
“Buku memiliki saringan sebelum diterbitkan untuk menjadi referensi bagi manusia, berbeda dengan dunia maya yang tiada batas saat ini, sehingga keberadaan buku masih dibutuhkan dalam menuntut ilmu,” kata dia.
Sumber: Republika