BATANG, BWI.or.id—Pertemuan alumni jamaah haji salah satu kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) di Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, pada Ahad (4/2/2018), terasa lain karena diisi dengan serah terima wakaf produktif. Sepasang suami-istri, yaitu Haji Syamsul Hadi dan Hajah Erni, asal Kecamatan Tersono, Batang, menyerahkan wakaf dua tokonya kepada nazhir Pondok Pesantren Tazakka, yang beralamat di Desa Sidayu, Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang. Suami-istri itu secara simbolik menyerahkan kunci dua toko kepada Pimpinan Pondok Pesantren Tazakka, Kiai Haji Anizar Masyhadi.
Menurut Kiai Anizar, inilah wakaf produktif, dan inilah yang dicontohkan para sahabat Nabi dulu. Seperti halnya Usman bin Affan yang mewakafkan sumur di Madinah untuk memenuhi kebutuhan air seluruh warga Madinah, Abu Thalhah yang mewakafkan kebun kurma terbaiknya, dan Abdurrahman bin Auf yang mewakafkan toko-tokonya di pasar Madinah untuk perjuangan Islam.
“Jadi, hari ini kita saksikan ada sosok-sosok baru seperti Sayyidina Usman bin Affan, Sayyidina Abdurrahman bin Auf, Sayyidina Abu Thalhah, dan lain-lain,” tutur Anizar.
Dalam tausiahnya Kiai Anizar menjelaskan pentingnya istiqamah dalam kebaikan. “Jangan pernah bosan atau bahkan berhenti berbuat kebaikan,” tutur Anizar.
Menurut Anizar, Nabi menjelaskan dalam sabdanya, “Sebaik-baik perbuatan adalah yang langgeng atau berkesinambungan. Manusia berhenti melakukan kebaikan jika dirinya meninggal, selama masih bernyawa, lakukan kebaikan, berpikir positif dan produktif.”
“Silahkan siapkan hidup di dunia dengan baik, tapi jangan lupa bahwa harus menyiapkan untuk akhiratnya yang lebih baik lagi,” tegas Anizar
Di akhir tausiahnya, Anizar mengutip hadis Rasul bahwa di antara amalan yang pahalanya terus mengalir adalah sedekah jariyah atau wakaf, ilmu bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan.
Haji Supriono selaku ketua angkatan alumni mengingatkan pentingnya pesan Kiai Anizar ketika di Makkah, yaitu menjaga haji mabrur dengan cara terus-menerus menebar kebaikan.
“Kita ini kalau mengadakan pertemuan atau reunian, jangan hanya sekadar bertemu, makan-minum, dan kemudian pulang. Pertemuan harus menghasilkan sesuatu gerakan keumatan”, kata Supriono yang mengutip pesan Kiai Anizar.
Ustaz Subhi Mahmassani selaku Koordinator Wakaf Tazakka mengatakan bahwa acara ini digelar setiap tiga bulanan dan selalu dikemas dalam bentuk pengajian, cek kesehatan, diskusi keumatan, dan gerakan wakaf dan zakat.[]
Penulis: Nurkaib