Padang – Akibat gempa di Padang, banyak bangunan sekolah dan lembaga pendidikan yang rusak dan tidak dapat dimanfaatkan lagi. Ini menimbulkan problem sosial yang tidak kecil, khususnya pendidikan bagi anak usia sekolah. Sebab, anak-anak yang biasa bersekolah, tiba-tiba diliburkan sampai batas waktu yang tak menentu. Berangkat dari realitas ini, stasiun televisi swasta melalui program “RCTI Peduli” menggalang dana untuk membangun panti Asuhan sebagai sarana pendidikan anak-anak korban gempa.
Program tersebut akhirnya mampu mengumpulkan dana yang cukup banyak untuk membangun panti asuhan. Panti Asuhan Aisyiah Putri Cabang Koto Tangah ini terletak di Padang, Sumatera Barat. Lokasi pembangunan sarana pendidikan Panti Asuhan ini di atas lahan wakaf dari kaum suku Guci seluas 360 meter persegi. Lahan yang diwakafkan ini sebelumnya adalah tanah milik Hasan Basri, Rustam Gapur, Zulpardi Bur, dan Arsad.
Secara simbolis lahan wakaf tersebut diserahkan kepada Walikota Padang, Fauzi Bahar, yang disaksikan oleh semua unsur masyarakat dan juga pengurus Aisyiah Kota Padang dan Sumbar.
“Masyarakat bersama pengurus Panti Asuhan sangat berharap agar pembangunan gedung baru cepat selesai agar anak-anak dapat belajar kembali seperti biasa. Sekarang gedung yang rusak oleh gempa sama sekali tidak bisa dimanfaatkan sehingga anak-anak belajar dibawah tenda,” kata salah seorang pengurus Panti Nurhayati Karim.
Ia mengatakan, anak-anak panti yang sedang mengikuti pendidikan sebanyak 86 orang mulai dari pendidikan Sekolah Dasar SLTP dan SLTA, 50 pelajar diantaranya menjadi tanggungjawab panti dan 36 siswa lainnya disantuni panti tiap bulan. (aum/ant)