Press Release Badan Wakaf Indonesia Resmikan Retina Center Bersama Dhompet Dhuafa

Badan Wakaf Indonesia Resmikan Retina Center Bersama Dhompet Dhuafa

Press Release

Serang, Banten 21 Oktober 2020.  Tonggak kelahiran RS Mata Achmad Wardi dimulai tahun 2009 dengan peletakan batu pertama RS Ibu dan Anak Achmad Wardi, oleh KH. Tolchah Hasan, selaku ketua BWI dan KH. Nasarudin Umar mewakili Menteri Agama RI.

Pada tahun 2017 Badan Wakaf Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Dompet Dhuafa Republika, membangun Rumah Sakit Mata Achmad Wardi sebagai Rumah Sakit Mata pertama yang dibangun dan dikembangkan berbasis Wakaf.

Pada tahun 2020 Badan Wakaf Indonesia melakukan penghimpunan dana wakaf dengan nilai donasi yang terhimpun adalah Rp 50,849,000,000,-(Lima puluh milyar delapan ratus empat puluh sembilan juta rupiah). Dana tersebut dibelikan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebagai Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) dengan diskonto dan Imbal hasilnya digunakan untuk membiayai Pembangunan Retina Center Rumah Sakit Mata Achmad Wardi.

Untuk mengakselerasi Pembangunan Retina Center, Rumah Sakit Mata Achmad Wardi juga mendapat dukungan Pembiayaan dari BNI Syariah dengan nilai Pembiayaan Rp. 8,8 Milyardengan sumber pembayaran dari kupon CWLS. Kombinasi investasi dana wakaf di CWLS dan Pembiayaan Perbankan Syariah menjadi terobosan untuk mengembangkan aset wakaf produktif sehingga diharapkan dapat direplikasi untuk pembangunan rumah sakit mata berbasis wakaf di daerah lain.

Pengoperasian Rumah Sakit Mata Achmad Wardi beserta fasilitas Katarak, Retina dan Glukoma Center  menjadi tonggak sejarah Ekosistem Wakaf yang Paripurna, dimana menggabungkan pengelolaan harta benda wakaf bergerak dan tidak bergerak, penghimpunan wakaf uang bertag  line “WAKAF ANDA UTUH DAN DAPAT DIMILIKI KEMBALI, dimana hasil penghimpunan diinvestasikan pada sukuk Wakaf, diskonto serta  kuponnya digunakan untuk penambahan fasilitas layanan Retina  Centre di Rumah Sakit Mata Achmad Wardi melalui skema pembiayaan Syariah dari LKS PWU.

Peresmian Retina dan Glaukome Center Rumah Sakit Mata Achmad Wardi dilakukan secara daring oleh Wakil Presiden Repoublik Indonesia, Bapak Dr. K.H. Ma’ruf Amin. Acara peresmian dilakukan secara virtual (on-line) maupun kehadiran secara langsung (offline) di Rumah Sakit Mata Achmad Wardi dengan tetap memperhatikan protocol Covid-19. Hadir secara langsung Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia Prof. Dr. H. Mohammad NUH, DEA, Gubernur Banten Dr. Drs. H. Wahidin Halim, M.Si dan Walikota Serang H.Syafrudin, S.Sos, M.Si, Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Nasyith Majidi, Penasehat Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Prof Dr. dr. Nila Moeloek, SpM (K). Sementara hadir secara online yaitu Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati, S.E, M.Sc.,Ph.D, Menteri Agama RI Fachrul Razi, S.I.P.,S.H.,M.H, Ketua Badan Pelaksana BPKH Dr. Anggito Abimanyu, M.Sc.

Pada acara tersebut juga dilakukan Penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama Antara Badan Wakaf Indonesia dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provisni Jawa Barat dalam hal Pendirian Rumah Sakit Mata Berbasis Wakaf di Provinsi Jawa Barat. Kerjasama sama ini merupakan sinegi pertama kalinya dalam hal pengelolaan Wakaf dan Zakat untuk aset wakaf produktif. Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan MoU dengan UNDP Indonesia untuk Pembangunan Yang Berkelanjutan. Badan Wakaf Indonesia juga menerima Komitmen penghimpunan wakaf uang dari Yayasan Wakaf Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makasar. Rumah Sakit Mata Achmad Wardi juga menerima bantuan senilai Rp 1 M, untuk Operasi Vitrektomi dan Glukoma Bagi Dhuafa yang diserahkan Ketua Yayasan Dompet Duafa Republika, Nasyith Majidi.

Kinerja Rumah Sakit Mata Achmad Wardi dinilai sangat baik. Dalam kurun waktu 2 tahun beroperasi, pada akhir tahun 2019 telah berhasil membukukan laba bersih senilai Rp. 3,3 Milyar. Kesuksesan dalam mengoperasikan Rumah Sakit Mata Achmad Wardi menginspirasi untuk mendirikan fasilitas kesehatan mata berbasis wakaf di seluruh Indonesia. Berdasarkan data gangguan indera penglihatan di Indonesia yang bersumber dari Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014-2016, menunjukkan prevalensi kebutaan terjadi pada penduduk yang berusia 50 tahun ke atas adalah sebesar 3,0% atau berjumlah sekitar 7,8 juta penduduk Indonesia. Angka Prevalensi ini jauh di atas standar kebutaan menurut WHO sebesar 0,5%. Atas dasar inilah maka pembangunan fasilitas kesehatan mata berbasis wakaf sangat dibutuhkan agar Indonesia terhindar dari tsunami katarak dan kebutaan mata.

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *