Ketua Badan Pelaksana Badan Wakaf Indonesia (BWI) beserta jajaran melakukan pertemuan dan jamuan makan siang bersama dengan Ketua Otoritas Umum Bidang Urusan Islam dan Wakaf Uni Emirat Arab (UEA) Mohammed bin Matar Al Kaabi, Jumat (5/3/2021) siang. Pertemuan penuh keakraban dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 tersebut berlangsung di Le Meridian, Jakarta.
Pertemuan tersebut mengagendakan pembahasan kerjasama pengelolaan wakaf produktif dan pembangunan rumah sakit berbasis wakaf di Indonesia.
Pada kesempatan itu, Ketua BWI, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, Dea menyampaikan potensi wakaf di Indonesia sangat besar, namun belum terkelola secara maksimal. BWI, terus melakukan upaya untuk meningkatkan kepercayaan publik dan profesionalisme nazhir untuk mendorong optimalisasi pengelolaan wakaf di Indonesia.
Selain itu, program-program pemanfaatan wakaf agar produktif terus digulirkan untuk memberikan layanan keumatan. Diantaranya RS Mata Achmad Wardi yang telah berhasil dikembangkan oleh BWI sebagai wakaf produktif yang kini semakin meningkat memberikan layanan publik. Dengan itu, Prof. Nuh yakin, wakaf di Indonesia akan semakin berkembang.
“Kami optimis, dengan semakin meningkatnya profesionalitas nazhir dan kesadaran masyarakat dalam berwakaf, wakaf di Indonesia di Indonesia akan berkembang.” tuturnya.
Mohammed bin Matar Al Kaabi mengapresiasi peran dan tugas BWI dalam mengelola dan mengembangkan perwakafan di Indonesia. Serta menyambut baik dan antusias kerjasama pembangunan RS Wakaf di Indonesia guna membantu kaum dhuafa berobat gratis. Mohammed juga berkomitmen membantu peningkatan pengelolaan wakaf produktif di Indonesia.
Agar proses kerjasama tersebut lancar dan terlaksana Ketua Otoritas Umum Bidang Urusan Islam dan Wakaf UEA meminta mengirim MoA/ PKS melalui kedubes EAU di Jakarta segera. Dan dalam proposal tersebut, BWI diminta fokus kepada satu program (salah satu RS yang diajukan akan dibangun).
Selain itu, Mohammed bin Matar Al Kaabi berbagi kiat supaya public trust (kepercayaan masyarakat) terhadap pengelolaan wakaf di Indonesia meningkat yang berdampak pada jumlah wakif dan aset wakaf meningkat adalah dengan cara mensosialisasikan capaian pengelolaan wakaf di Indonesia (tak terkecuali capaian BWI), merangkul mauquf alaih yang tidak punya akses ke BWI, memberikan informasi pengelola wakaf (nazhir) yang profesional dan amanah, mengarahkan wakaf kepada kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat sekarang (bukan hanya mesjid), dan Lakukan audit terhadap keuangan pengelolaan wakaf BWI.
Sejalan dengan itu, ketua BWI berterima kasih kepada Otoritas Umum Bidang Urusan Islam dan Wakaf UEA yang dengan terbuka menerima kerjasama ini agar potensi wakaf produktif yang besar terealisasikan. Tak lupa, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dirjen. Bimas Islam yang memfasilitasi pertemuan strategis untuk menguatkan perwakafan di Indonesia.
Reporter: Taufik
Editor: Khayun
satu Respon
Rencana aksi Nasional Wakaf mohon tidak hanya di BWI pusat, juga untuk di inventaris potensi asset wakaf yang ada di BWI Perwakilan.