Sahabat Wakaf, tahukah kita ada berapa warga Suku Badui, suku pedalaman Indonesia yang telah hijrah menjadi mualaf? Ternyata sudah mencapai sekitar 400 KK sejak tahun 90-an. Namun, sarana & prasarana ibadah lengkap, beum tersedia di sana sehingga ada berbagai tantangan bagi mereka menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim.
Lalu, bagaimana mereka beribadah selama ini?
Walaupun fasilitas yang ada terbatas, ternyata kegiatan keagamaan sudah berlangsung di sekitar Badui Luar. Ada kegiatan pembinaan mualaf di bangunan kecil beratap yang biasa digunakan untuk tempat berteduh. Singkatnya, mereka belajar tentang agama Islam selama ini di sebuah selter. Karena fungsi utama selter memang bukan untuk beribadah ataupun belajar, maka daya tampungnya pun amat sedikit.
Lokasi selter itu berada di sekitar rumah seorang tokoh agama. Bertempat di selter tersebut, orang-orang Badui yang telah hijrah dibimbing oleh salah seorang dai yang sering kami ajak diskusi ketika berkunjung ke sana. Sosok tersebut ialah Ustadz Kasja.
“Jika ada yang mualaf, saya harus menyiapkan lahan, alat ibadah, dan keperluan lainnya. Karena mualaf Badui harus memulai (kehidupannya) dari awal (tidak membawa harta benda),” pungkasnya.
Oleh karena itu, Ustadz Kasja tergerak membina mereka. Tujuannya satu, agar mereka tidak berhenti menjadi mualaf saja. Tetapi juga menjadi mualaf yang mandiri. Atas kondisi ini, Wakaf Salman dan para kolaborator kebaikan menangkapnya sebagai sebuah peluang. Peluang untuk menjalin ikatan kebaikan habluminallah & habluminannas. Alhamdulillah, kerja sama & dukungan dari Sahabat melalui sejumlah wakaf dan infak, perlahan bisa memberikan harapan kehidupan dari terbangunnya sebuah masjid modular.
Masjid berteknologi modular dan potensi warga Badui
Ketika Wakaf Salman mulai mendiskusikan terkait rencana ini, warga tampak begitu gembira. Kita merasakan hal itu dari banyaknya dialog yang terucap, wajah yang berseri, bahkan yang membuat kami salut ialah kesediaan warga untuk duduk berbincang bersama di tengah kesibukan mereka sehari-hari. Keinginan tak terluapkan akan tempat ibadah layak nan nyaman, tersirat dari antusiasme mereka. Inilah sumber semangat untuk ikhtiar mulia kita.
Masjid berteknologi modular merupakan inovasi masjid ramah lingkungan yang berbahan dari kayu. Hal ini dipilih bukan hanya karena Wakaf Salman & para kolaborator kebaikan ingin mempertahankan kearifan Badui, tetapi juga karena potensi utama hasil Desa Cakuem yang merupakan kayu.
Pada sisi lainnya, teknis pembangunan masjid modular terbilang mudah. Proses pembangunan masjid modular dilakukan dengan bongkar pasang kayu yang sudah dirancang khusus. Katakanlah, Masjid Wakaf Berteknologi Modular ini seumpama bangunan “lego”. Waktu pengerjaannya pun lebih singkat, tidak ssampai menahun.
Sisi manfaat yang lebih penting lagi dari pembangunan masjid modular hasil wakaf ini yaitu, bahwa pembangunan ini dapat menjadi aktivasi bagi warga. Warga Badui jadi punya kesempatan untuk merasakan sendiri proses pendirian masjid sampai bisa bermanfaat. Rasa kebermilikan yang terpupuk menjadi harapan tersendiri agar nanti ke depannya bisa menjadi modal untuk masjid ini berdaya oleh Sumber Daya Manusia yang ada di sekitarnya. Sebagaimana telah dicontohkan sejak dulu oleh Rasulullah ﷺ dan para Sahabat bahwa masjid sebagai pusat peradaban bukan saja berfungsi sebagai tempat ibadah tapi mampu diproduktifkan menjadi tempat pendidikan dan pengembangan ekonomi.
Hal tersebut juga didukung oleh lokasi pembangunan masjid wakaf yang strategis. Diketahui kabarnya di sekitar Desa Cakuem, jalurnya akan ramai dan dibangun terminal daerah setempat. Selain kebutuhan religi terpenuhi, maka potensi ekonomi di sana juga dapat terbangun.
Ohiya Sahabat, terakhir, Pak Ndimiyati mewakili warga khususnya RT 3 Desa Cakuem menitipkan impian, “Kami harap ada masjid di tanah ini, jadi masjidnya bisa untuk 3 RT sekaligus.”
Insyaallah, kita bisa mewujudkan harapan tersebut bersama-sama. Sahabat Wakaf masih bisa menyalurkan bantuan untuk sarana masjid lainnya seperti tempat wudhu, tempat sujud, dan sebagainya. Baik melalui laman https://wakafsalman.or.id/ maupun melalui kontak Call Center Wakaf Salman ITB di 0811-2441-444.
*R. Ika Lestari Widianti/Wakaf Salman ITB