Awqaf SA: Indonesia Harus Memimpin Perwakafan Dunia

Zeinoul Abesien Cajee (Awqaf SA) dan Mustafa Edwin Nasution (BWI) sedang menandatangani MoU, Rabu (4/6/2014), di Kantor BWI.

JAKARTA, BWI.or.id—Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, sudah selayaknya Indonesia menjadi yang terdepan dalam banyak hal yang bertemakan keislaman. Misalnya dalam perwakafan.

 

 

Demikian diutarakan Zeinoul Abesien Cajee, Ketua Badan Wakaf Afrika Selatan (National Awqaf Foundation of South Africa/ Awqaf SA), Rabu (4/6/2014) siang di Kantor BWI di bilangan Taman Mini Indonesia Indah.

 

 

“Saat ini Turki sangat kuat dalam perwakafan. Namun Indonesia adalah negara besar sehingga nanti mestinya bisa dua kali lebih besar daripada Turki,” tutur Zeinoul.

 

Siang itu, Zeinoul bersama Amina Cajee (Divisi Program Kepemudaan Awqaf SA) dan dua orang dari Al Azhar Youth Leader Institute (AYLI), yaitu Rossticha AK Tazkia dan Muhammad Akbar Satrio, berkunjung ke kantor BWI. Mereka disambut dan ditemui oleh Wakil Ketua BWI Musfata Edwin Nasution, Wakil Sekretaris Sutami, Direktur Eksekutif Achmad Djunaidi, dan Ketua Divisi Kerja Sama Luar Negeri Nur Samad Kamba.

 

Mustafa Edwin mengamini harapan Zeionoul. Apalagi, menurutnya, aset tanah wakaf Indonesia saat ini saja sudah mencapai 3,4 miliar meter persegi. Sementara, potensi wakaf uang Indonesia sangat besar dan belum tergalih secara optimal.

 

Dalam pertemuan itu, kedua belah pihak pada intinya saling berbagi mengenai kegiatan perwakafan di negara masing-masing serta menceritakan peluang dan tantangan perwakafan di kedua negara.

 

Kemudian kedua belah pihak sepakat untuk bekerja sama lebih lanjut untuk memajukan perwakafan di kedua negara. Mereka pun menandatangai nota kesepahaman yang isinya antara lain bahwa kedua pihak akan bekerja sama satu sama lain dalam berbagai kegiatan wakaf dengan menjunjung tinggi semangat solidaritas, persahabatan, dan persaudaraan. Kemudian kedua lembaga pada masa yang akan datang membuat suatu program wakaf bersama secara mutual. Meski demikian, kedua pihak sepakat untuk tetap menjadi lembaga yang independen dan saling menghormati perbedaan budaya organisasi masing-masing.

 

Mustafa Edwin menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, kerja sama seperti ini harus ditingkatkan guna kemajuan wakaf dan menjalin persahabatan di antara sesama lembaga pegiat filantropi wakaf.[]

 

Penulis: Nurkaib

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *