Gubernur Kukuhkan Perwakilan BWI Kaltara

TANJUNG SELOR – Gubernur Kalimantan Utara Dr H Irianto Lambrie resmi mengukuhkan pengurus Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kaltara periode 2017-2020. Acara pengukuhan tersebut dilangsungkan di pendopo rumah jabatan Gubernur Kaltara di Jalan Enggang Tanjung Selor, Sabtu (6/1) malam.

Pengukuhan itu juga dirangkaikan dengan malam ramah tamah peringatan Hari Amal Bakti (HAB) ke-72 Kementerian Agama. Acara itu diawali dengan melaksanakan salat Magrib berjamaah yang dilanjutkan dengan salat taubat dan salat hajat, serta salat Isya berjamaah. Selain itu, adapula penyampaian tausiah oleh KH Ahmad Sanusi Ibrahim.

 

“Inisiatif salat taubat dan salat hajat karena kita telah meninggalkan tahun 2017, dan memanjatkan syukur kita karena telah diberikan umur panjang dan bertemu di tahun 2018. Kita berhajat untuk mengarungi hidup ke tahun-tahun berikutnya, karena penting bagi kita sebagai umat muslim menjalankan salat dan berdoa, semoga dikabulkan doa-doa kita,” kata Gubernur.

 

Dengan terbentuknya BWI di Kaltara, Gubernur juga berharap pengelolaan wakaf di Kaltara bisa dikelola secara profesional dan memberikan manfaat yang lebih.

 

Dalam rangkaian peringatan HAB, Sabtu (6/1) pagi dilaksanakan jalan sehat Kerukunan Umat Beragama bertema “Tebarkan Kebaikan”. Jalan sehat yang dimulai dari Lapangan Ahmad Yani dan finis di Lapangan Agatish Tanjung Selor dilepas oleh Gubernur. Meski diwarnai hujan, Gubernur salut dengan antusiasme masyarakat yang tetap semangat untuk mengikuti jalan sehat.

 

Gubernur mengajak seluruh peserta untuk tetap bersyukur dan terus berdoa dalam menyongsong masa depan Kaltara yang akan datang.

 

“Meskipun hujan, kita tetap bersyukur dalam menjadikan Kaltara yang lebih baik. Semoga Kaltara diberikan keberkahan dalam kehidupan ini,” sebutnya.

 

Sesuai dengan tema, Gubernur mengajak masyarakat untuk menyebarkan pesan damai kerukunan antarumat beragama di Kaltara. Menurutnya, kegiatan seperti itu dapat menjalin hubungan silaturahmi antarpemeluk agama di Kaltara. Kerukunan dan silaturahmi antarpemeluk agama itu penting, karena merupakan fondasi awal dalam membangun daerah.

 

“Beragama itu juga merupakan fitrah bagi semua manusia. Namun saat ini kita dihadapi tantangan yang kompleks di kehidupan beragama dalam keberagaman. Ini perlu menjadi introspeksi kita semua sebagai umat beragama di Indonesia. Salah satunya adalah menghormati hak orang lain dan hukum dilaksanakan dengan tegas dan konsisten,” pesannya.

 

Gubernur juga mengharapkan tema tidak hanya retorika semata, namun harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari agar mengasah rasa kemanusiaan dalam keberagaman. “Karena itu, ajaran agama masing-masing harus kita jadikan basis pembentukan karakter. Dengan begitu, rasa kemanusiaan kita semakin menipis dapat kembali terasah dan mau menolong terhadap sesama,” ucapnya.

 

Sumber: Prokal

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *