Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Perlu Dukungan Ormas Islam

 

Ternate (2/3/09) Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni menegaskan bahwa pemerintah, dalam hal ini Departemen Agama terus memberikan dorongan agar potensi ajaran agama, seperti zakat dan wakaf dapat diberdayakan. "Pemerintah terus memperjuangkan agar zakat, dan juga wakaf menjadi salah satu instrumen ekonomi umat yang dapat menopang bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat," tegas Menag saat membuka Silaturahim Nasional Pondok Pesantren Al Khairaat se-Indonesia di Ternate, akhir bulan lalu.

 

Namun tentunya itu semua perlu dukungan semua pihak termasuk ormas-ormas Islam. "Tentu upaya tersebut memerlukan dukungan ormas Islam, termasuk organisasi Alkhairaat ini," tambah Maftuh pada acara yang dihadiri Gubernur Maluku Utara, Thayib Armayn, seluruh pimpinan pondok pesantren Al Khairaat se-Indonesia, alim ulama, para habaib serta tokoh masyarakat.

Ditambahkan Menag, isu-isu ekonomi dan pendidikan kiranya harus terus dikembangkan dan dikreasi secara lebih produktif agar benar-benar memberi manfaat nyata bagi masyarakat. "Kita tidak perlu pesimistis dengan kelemahan yang kita miliki, karena dalam ajaran Islam kaya akan wacana dan potensi ajaran yang dapat dijadikan sarana pengembangan kedua hal tersebut melalui Zakat, Infak, Sedekah dan wakaf. Belum banyak umat Islam mengeksplor secara optimal terhadap ajaran tersebut, sehingga diperlukan dorongan penuh dari semua pihak," tegas Menag.

Peranserta umat Islam dalam Pemilu Pada kesempatan itu Menag juga mengingatkan bahwa sebentarlagi bangsa Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan umum. "Dalam moment tersebut, posisi umat Islam diperhadapkan pada dua posisi, yaitu sebagai subyek, sekaligus obyek hajatan tersebut. Beragam isu dan kepentingan yang melibatkan umat Islam bertarung dalam satu moment akbar, yang tidak menutup kemungkinan akan terjadi berbagai perbenturan antara satu elemen dengan elemen yang lain," tutur Menag.

Maftuh berharap kepada organisasi Alkhairaat dapat mengambil peran sebagai ormas Islam yang dapat mengayomi berbagai kepentingan politik yang ada. "Sebagai organisasi massa yang berbasis pada pengembangan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, Alkhairaat dituntut untuk lebih tepat memposisikan diri di tengah pertarungan kepentingan dalam pemilihan umum. Alkhairaat tidak boleh terjebak dalam berbagai rayuan yang hanya menawarkan pada kepentingan jangka pendek, yang kurang menguntungkan bagi pembinaan dan pengembangan masyarakat secara lebih luas," ungkapnya.

Dikatakan Menag bahwa capaian keberhasilan sebuah organisasi massa tidak selalu berbanding lurus dengan banyaknya kader dalam jaringan kekuasaan. Namun, hal terpenting adalah bagaimana sebuah organisasi massa dapat mengambil posisi yang tepat dan mampu mengembangkan idealismenya melalui pengetahuan peta potensi dan kekuatan yang dimiliki. "Kelemahan yang bersifat kronis dan sistemik pada organisasi massa Islam adalah lemahnya data terhadap peta masalah yang dimiliki dan lemahnya kemampuan dalam mengelola dan mengembangkan kekuatannya sebagai daya dukung yang dimiliki," ucapnya.

Karenanya Menag berharap momentum silaturrahmi Nasional Pimpinan Pondok Pesantren Alkhairaat ini menjadi momentum penting untuk menyatukan persepsi agar Alkhairaat lebih produktif dalam pembinaan umat secara lebih luas. "Umat kita saat ini membutuhkan perhatian para pemimpin agama secara penuh untuk lebih mendewasakan dalam berpolitik dengan akhlaqul karimah. Umat sangat merindukan adanya persatuan dan kesatuan para pemimpin dalam menyikapi berbagai masalah bangsa. Jika ternyata harus berbeda dalam haluan politik, para pemimpin agama memberikan keteladanan yang positif agar umat memiliki sandaran dan panutan yang dapat dijadikan rujukan," katanya.

Selain itu menurut Maftuh, diharapkan dapat menghasilkan rumusan yang benar-benar menjadi kebutuhan riil masyarakat. "Dalam beberapa kesempatan, saya menekankan kepada para pemimpin organsasi massa Islam agar tidak selalu berjibaku dalam masalah keorganisasian yang bersifat internal, namun juga mengembangkan wacana dan praktik pembinaan melalui upaya pemberdayaan ekonomi umat. Umat kita memerlukan stimulus nyata dari ormas Islam agar mereka mampu meningkatkan kesejahteraan dan peningkatan kualitas pendidikan," tegasnya. (dpg)  

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *