Jakarta – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kepada Badan Wakaf Indonesia untuk mengelola wakaf umat, khususnya dalam bentuk uang, secara tepat, cermat dan transparan. “Mari kita perkuat BWI, sempurnakan proses dan sistem serta mekanisme penghimpunan, mudah, cepat dan akurat,” kata Presiden di Istana Negara Jakarta, saat mencanangkan gerakan nasional wakaf uang, (8/1). Menurut Presiden, pengelolaan wakaf uang harus menggunakan teknologi yang ada untuk mendayagunakan aset yang besar ini dengan administrasi yang tepat.
Presiden menambahkan, Indonesia dengan jumlah penduduk mayoritas Muslim merupakan potensi yang besar untuk mengumpulkan wakaf dan digunakan bagi kesejahteraan umat.
“Negara kita adalah negara dengan penduduk mayoritas Islam. Jumlah itu sesungguhnya potensi untuk menggali sumber dana umat, melalui infak, shodaqoh dan wakaf. Itu bisa digunakan untuk kesejahteraan dan memberdayakan umat,” kata Presiden.
Kepala Negara menjelaskan, wakaf uang bisa menjadi andalan untuk pengembangan ekonomi umat, bisa dikelola dan dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan dan kemajuan bangsa. Wakaf uang pun bisa bersinergi dengan infaq, zakat dan shodaqoh.
Selama ini, menurut Yudhoyono, wakaf identik dalam bentuk tanah atau bangunan, namun dengan dikembangkannya wakaf dalam bentuk uang maka memberikan kesempatan yang lebih luas kepada masyarakat untuk wakaf.
“Sosialisasikan hal ini agar kaum Muslimin bisa pahami dan menerima gerakan ini. Perkuat kelembagaan Badan Wakaf Indonesia, sempurnakan proses dan sistem serta mekanisme penghimpunan, mudah, cepat dan akurat,” kata Presiden.
Pemanfaatan dana yang dihimpun dari wakaf uang, kata Presiden, hendaknya dilakukan dalam kerangka pembiayaan syariah dalam berbagai sektor termasuk sektor ril sehingga bisa memberikan lapangan pekerjaan, mengupayakan perbaikan kesehatan, pendidikan dan juga kesejahteraan umat. [ant]