Perwakilan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta berkunjung ke kantor Badan Wakaf Indonesia (BWI), Rabu, (05/02/2020).
Ketua Prodi Ekonomi Syariah UPN, Muhammad Anwar Fatoni, menyampaikan bahwa kunjungan para civitas kampusnya ini setidaknya ada dua hal. Pertama, membangun silaturahim kampus UPN dengan stake holder ekonomi syariah, diantaranya BWI. Kedua, membuka peluang kerjasama antara BWI dan kampus UPN dalam literasi dan pengembangan wakaf.
Merespon hal tersebut, Sekretaris BWI, Sarmidi Husna mengungkap kendala yang dihadapi BWI, selaku lembaga negara yang menangani perwakafan di Indonesia. Diantaranya independensi BWI, yang saat ini masih belum terwujud sepenuhnya. Sehingga dengan kondisi tersebut, Sarmidi menyampaikan pentingnya sinergi BWI dengan semua stake holder perwakafan.
“Meski sudah lebih dari 10 tahun, BWI masih tertatih-tatih dalam mengembangkan wakaf karena keterbatasan yang dimiliki. Untuk itu penting kiranya kerjasama dengan semua stake holder strategis.” ungkapnya di hadapan perwakilan UPN Veteran Jakarta.
Sarmidi juga memberi gambaran betapa wakaf dalam sejarahnya menjadi sendi terpenting dalam filantropi Islam. Namun, di Indonesia tantangannya lebih besar dibanding negara-negara seperti Mesir dan Malaysia yang filantropi Islamnya baik.
“Wakaf di Indonesia beda dengan di Mesir dan Malaysia atau negara lain. Di Mesih bahkan wakaf di nasionalisasi dan menjadi kekuatan filantropi kuat untuk negaranya, sehingga potensi wakafnya menjadi optimal. Hal itu agak susah dilakukan di Indonesia.” terangnya.
Menambahkan, Ketua Divisi Humas, Sosialisasi, dan Literasi Attabik Luthfi menyampaikan perwakafan di Indonesia masih menghadapi tantangan literasi yang masih minim. Untuk itu BWI terus melakukan upaya sosialisasi dan literasi diantaranya dengan menyasar segmen potensial seperti civitas kampus.
“Kami melakukan edukasi wakaf ke kampus-kampus dengan program unggulan Wakaf Goes to Campus, dalam bentuk seminar, talk show, duta wakaf, dan penggalangan dana wakaf.” sebutnya.
Dengan adanya silaturahim ini Attabik berharap menambah penguatan literasi dan perwakafan di Indonesia agar wakaf menjadi produktif.
“Kami berharap agar stake holder membuka diri mengembangkan wakaf agar produktif,” imbuhnya.