Hadirin jama’ah Jum’at As’adakumullah…
Peristiwa besar yang karenanya patut untuk diperingati keagungannya adalah isra dan mi’raj Rasulullah saw. Hanya terjadi sekali sepanjang kehidupan. Hanya nabi Muhammad saw yang mendapatkan anugerah kemuliaan tersebut. Baginda diperjalankan di malam hari, dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha, dilanjutkan dengan perjalanan baginda menghadap Allah swt di Sidratil Muntaha, yang dikenal dengan istilah isra dan mi’raj.
Kedua peristiwa agung ini diabadikan oleh Al-Qur’an di surat Al- Isra’: 1, dan surat An-Najm: 13-14. “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat”. “Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha”. (An-Najm: 13-14)
Hadirin yang Berbahagia. Memperingati peristiwa Isra’ dan Mi’raj selama ini sudah baik dan khidmat dijalankan, dari satu peringatan ke peringatan berikutnya, karena diantaranya mampu menanamkan kembali kecintaan kepada baginda, dan mempertebal spirit ibadah shalat, dan pengakuan akan keagungan dan kekuasaan Allah swt. Namun dalam konteks kehidupan yang heterogen, seyogyanya hikmah isra mi’raj terimplementasikan juga dalam ruang kehidupan, dan dimensi yang lebih luas, misalnya dimensi wakaf untuk kesejahteraan dan kemartabatan umat.
Selengkapnya disini
Mengisra dan Mi'rajkan WakafPenulis : Dr. Atabik Luthfi, MA