Medan – Perwakafan di Indonesia harus maju, sebab didukung oleh potensi yang begitu besar. Untuk itu, Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho berpendapat, gerakan wakaf harus dimulai dari para pemimpin dan unsur perwakilan BWI Provinsi Sumut. Melalui wakaf para pemimpin segenap pengurus BWI Provsu diharapkan dapat menjadi gerakan moral yang mendorong masyarakat untuk aktif berwakaf.
Hal itu diungkapkan Gubsu dalam acara Seminar Nasional Peran Wakaf Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat yang dilaksanakan Perwakilan Badan Wakaf Indonesia Provinsi Sumatera Utara bertempat di Asrama Haji, Medan (21/1). Dalam kesempatan tersebut juga dilaksanakan launching atau peluncuran wakaf uang. Peluncuran wakaf uang ini ditandai dengan penyerahan wakaf uang oleh Plt Gubsu senilai Rp 50 juta yang dikuti Ketua DPRD Provsu Saleh Bangun senilai Rp 25 juta dan para peserta yang hadir dengan jumlah wakaf beragam.
Ketua BWI THolhah Hasan, yang hadir pada acara tersebut mengatakan bahwa aset wakaf di Sumut ini merupakan terbesar nomor 4 di Indonesia. Aset yang begitu besar itu harus dikelola dengan baik dan produktif, agar berdampak bagi pengembangan ekonomi masyarakat Sumut.
Dengan adanya wakaf uang ini, kata Tholhah, diharapkan dapat bersinergi dengan wakaf tanah yang sudah ada dan jumlahnya sangat banyak di Sumut. “Makanya perlu adanya kerjasama antar nazhir dan para investor untuk memproduktifkan aset wakaf,” terang Tholhah.
Tholah juga mengungkapkan, wakaf di Indonesia sudah jauh tertinggal dari negara lain. Bahkan, kalah dari negara yang pertumbuhan ekonominya jauh di bawah Indonesia. Seperti Bangladesh,justru sudah memiliki bank wakaf dan di Sudan juga sudah ada bank dan rumah sakit wakaf.Berbeda dengan Indonesia, dimana aset wakaf baru sebatas masjid,kuburan dan pesantren. Hanya sedikit yang bergerak di sektor ekonomi produktif. (dna/sindo/rpblk)