Jakarta – Anak-anak yatim yang belajar di Taman Pendidikan Darul Quran tak perlu khawatir lagi. Pasalnya, gedung tempat pembelajaran yang selama ini digunakan untuk mengaji dan belajar sudah bebas dari bocor meski hujan lebat tiba. “Dulu atapnya pada bocor, anak-anak belajarnya terganggu. Kini sudah tidak lagi,” tandas Ketua II Yayasan Darul Quran Muhammad Lukman Masyhuri di Jakarta.
Bantuan dana pemberdayaan yang diberikan oleh BWI hasil dari pengelolaan wakaf ini, tambahnya, sangat bermanfaat sekali. Dana tersebut tidak hanya dimanfaatkan untuk renovasi kelas, tapi juga disalurkan kepada masyarakat melalui Baitul Mal wat-Tamwil (BMT) yang juga dikelola oleh manajemen Darul Quran.
“Nasabah BMT ini kebanyakan adalah warga sekitar dan juga para pedagang kecil di sekitar Darul Quran,” jelas Lukman yang juga sehari-hari sebagai penggiat kajian Ekonomi Islam ini.
Lembaga yang terletak di Jalan Palbatu I/21 Dr. Sahardjo Menteng Dalam Tebet Jakarta Selatan ini berdiri sejak 1982. Mulanya bergerak dalam pendidikan dan pengasuhan anak Yatim. Kemudian, kini berkembang lebih pesat dengan bertambahnya unit-unit lembaga pendidikan di sektor formal dan non formal. Di sektor formal jenjang pendidikan yang diselenggarakan adalah Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Pertama. Sementara pendidikan non formalnya khusus pada pembelajaran dan pengkajian al-Quran.
Selain sektor pendidikan, Darul Quran saat ini tengah mengembangkan program community development melalui pembiayaan produktif kepada rakyat kecil melalui BMT. Ini bagian dari strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan cara membebaskan mereka dari sistem pinjaman model rentenir dengan bunga ekstra tinggi. BMT ini dikelola dengan sistem bagi hasil yang lebih adil dalam perspektif kerjasama.
Kembangkan Daya Nalar
Tak hanya Darul Quran, tahun ini BWI juga menyalurkan bantuan dana kepada Jam’iyah Al-Wafa’ Al Islamiyah di Jl. Babakan Kp. Gadog Tengah, Kelurahan Sukaiadi, Kec. Taman Sari, Bogor. Melalui lembagai ini, BWI ingin mendorong minat baca kepada pelajar dan juga masyarakat luas. Buku adalah jendela ilmu. Tanpa penguasaan ilmu pengetahuan yang hebat, umat Islam pasti tertinggal dari bangsa lain.
Salah satu kemunduran umat Islam adalah lemahnya penguasaan ilmu pengetahuan. Untuk itu, BWI memilih Jam’iyah al-Wafa sebagai salah satu tempat yang dijadikan taman bacaan masyarakat. “Bantuan dana tersebut dimanfaatkan untuk pengadaan buku di perpustakaan. Semakin lengkap koleksi buku, minat pelajar dan juga masyarakat untuk berkunjung ke perpus juga kian meningkat,” terang Iqbal dari Jam’iyah Al-Wafa’ Al Islamiyah saat dikonfirmasi di Bogor, kemarin. [au]