Bukan Hanya Abadi, Wakaf Juga Harus Bermanfaat

Aceh Besar – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh tengah menyoroti kepedulian masyarakat mengenai persoalan wakaf. Ketua PWNU Aceh Tgk Faisal Ali menilai, masyarakat Aceh sekarang ini tidak begitu mempunyai kepedulian dengan perwakafan. Ini berbeda dengan orang Aceh zaman dulu. Mengapa?

Menurutnya, hal itu sebabkan kurangnya sosialisasi tentang waqaf dari pihak-pihak terkait dan juga masih lemahnya manajemen waqaf yang ada di Aceh. Karena itu, PWNU Aceh mengadakan seminar tentang wakaf produktif, (13/12).

Acara ini dipusatkan di gedung di Aula PB Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) persisnya di komplek Dayah Thalibul Huda Al-Aziziyah Gampong Bayu Lam Cot Kec. Darul Imarah  Kab. Aceh Besar. “Melalui seminar ini,” kata Faisal, “Mari kita ciptakan dan kita bangun bahkan kita sosialisasi nilai-nilai waqaf dalam kehidupan masyarakat  sehingga nantinya masyarakat mengetahui makna wakaf.”

Pembicara yang hadir pada acara yang diikuti oleh kurang lebih 100 peserta itu antara lain: Guru Besar IAIN Ar-Raniry Tgk. Muslim Ibrahim, Kementerian agama Prov.Aceh Mukzi Abdullah (Kasi Pemberdayaan Zakat Wakaf Kanwil Kemenag Prov. Aceh) dan (ketua PWNU Aceh) Tgk. Faisal Ali.

Tgk. Muslim dalam paparan materinya mengatakan, selama ini umat islam di Indonesia khususnya masyarakat di perdalaman masih banyak yang beranggapan bahwa asset wakaf itu hanya boleh digunakan untuk tujuan ibadah saja.

Misalnya, pembangunan masjid, komplek kuburan, panti asuhan dan pendidikan. Padahal, nilai ibadah itu tidak harus berwujud langsung seperti itu. Bisa saja di atas lahan wakaf dibangun pusat perbelanjaan, yang keuntungannya nanti dialokasikan untuk beasiswa anak-anak yang tidak mampu, layanan kesehatan gratis, atau riset ilmu pengetahuan. Karna hal tersebut juga bagian dari Ibadah.

Adapun Mukzi Abdullah selaku Kasi Pemberdayaan Zakat Wakaf Kanwil Kemenag Prov. Aceh, lebih menjelaskan tata kelola dan pengurusan waqaf, dimana pradigma wakaf pada masa lalu lebih berorientasi pada prinsip keabadiaanya, tetapi di zaman sekarang lebih berorientasi pada prinsip kemanfaatannya.

Peserta yang hadir pada seminar sehari ini adalah perwakilan dari kepala KUA Kec Se-Banda Aceh dan Se-Aceh Besar, para pimpinan dayah yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar, para pengurus PC-PC NU se Aceh dan Ormas-Ormas Islam. [globe/nu]

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *