Keponakan Nabi Muhammad SAW ini, suatu hari usai bersilaturahim ke rumah Rasulullah, pulanglah dia ke rumah dan bertemu Sayyidah Fatimah yang sedang duduk memintal sementara Salman Al farisi sedang memisah-misahkan bulu domba.
Kemudian Sayidina Ali datang dalam keadaan lapar, dia bertanya kepada istrinya. “Wahai wanita mulia, apakah kamu mempunyai makanan untuk suamimu?” tanyanya kepada Fatimah, dan dia menjawab bahwa saat itu di rumah tidak ada makanan apapun dan dia hanya memiliki uang 6 dirham upah memintal dari Salman yang hendak dibelikan makanan untuk putra-putranya, Hasan dan Husain.
Mendengar jawaban istrinya, Ali berniat keluar membeli makanan untuk Hasan dan Husain dengan uang 6 dirham, lalu Ali pun pamit kepada sang istri. Tiba-tiba di tengah jalan, Ali melihat seorang laki-laki berdiri berbicara dan mencari seseorang yang dapat meminjamkan uang dan mendoakannya. Ali merasa iba ketika melihat orang tersebut, Ali memberinya uang 6 dirham untuk membeli makanan putra-putranya, lalu Ali kembali tanpa membawa apa-apa.
Melihat suaminya pulang dengan tangan hampa. Fatimah terisak, dan langsung bertanya kenapa suaminya pulang tanpa membawa makanan. Dan Ali jujur, lalu dia mengatatakan bahwa uang itu diberikan kepada orang yang membutuhkan dan perlu uang ketika diperjalanan. Setelah menjelaskan kepada istrinya, Ali izin berkunjung ke rumah Rasulullah SAW.
Di perjalanan, bertemulah Ali dengan orang Arab dusun (A’rabi) yang tengah menuntun seekor unta untuk dijual, dan kemudian ditawarkan kepada Ali dengan harga 100 dirham.
“Wahai Ali, tolong belilah unta saya ini dengan harga 100 dirham,” ucap orang Arab dusun.
Sayyidina Ali berterus terang bahwa dia tidak membawa uang sepeser pun. Mendengar hal itu, A’rabi menyarankan agar Ali bisa membeli untanya dengan pembayaran tempo. Tawaran itu diterima, dan unta pun dibawa pulang oleh Sayidina Ali. Di tengah jalan, Ali tiba-tiba bertemu dengan seseorang yang ingin menawar unta yang dibawanya.
Dia berkata: “Wahai Ali, berapa besar kau ingin menjual unta yang kau bawa itu?” katanya.
Tanpa ragu, Sayidina Ali menjawab bahwa untanya akan dijual seharga 300 dirham dan tanpa banyak tawar menawar, orang itu pun langsung memberikan uang tunai 300 dirham. Ali bergembira mendapat keuntungan berlipat dan segera memberikan 100 dirham kepada A’rabi pemilik unta awal, sisanya dibawa pulang dan diberikan kepada istrinya.
Sayidina Ali menceritakan bagaimana kisahnya bisa mendapat uang 200 dirham kepada Fatimah. Setelah mendengar kisahnya, Fatimah berbinar-binar dan berkata: “Engkau telah mendapatkan Taufiq”, pertolongan keikhlasan dari bersedekah 6 dirham karena Allah.