Zakat Wakaf Impact Forum 2024: Mendorong Kolaborasi untuk Pembangunan Nasional

Zakat Wakaf Impact Forum 2024 Mendorong Kolaborasi untuk Pembangunan Nasional

Badan Wakaf Indonesia (BWI) bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas), Kementerian Agama (Kemenag) RI dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) mendorong kolaborasi zakat dan wakaf untuk pembangunan nasional pada acara Zakat Wakaf Impact Forum 2024.

Nota Kesepahaman (MoU) tentang Sinergi Program dan Basis Data Perencanaan Pembangunan ditandatangani dalam acara ini, bersama dengan penandatanganan Piagam Komitmen Kolaborasi Zakat Wakaf Impact Forum antara pemerintah dan lembaga amil zakat, serta antarlembaga amil zakat.

Ketua BWI, Prof. Dr. Mohammad Nuh, DEA., Menteri PPN/Bappenas yang diwakili oleh Sekretaris Utama Bappenas RI Teni Widuriyanti SE. MA., Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal (Plt Sekjen) Kemenag RI Prof. Dr. Abu Rokhmad, dan Ketua Baznas, Prof. Dr. KH. Noor Achmad MA., menjadi pihak yang menandatangani kesepakatan ini.

Dalam pertemuan ini, para pemangku kepentingan dari berbagai sektor berkumpul untuk membahas strategi dan langkah-langkah konkret dalam memanfaatkan zakat dan wakaf sebagai instrumen pembangunan yang efektif. Harapannya, kesepakatan ini akan membuka jalan menuju kerja sama yang lebih erat antara pemerintah dan lembaga amil zakat, serta antarlembaga amil zakat, dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan memperkuat ekonomi umat.

“Antara zakat, infaq, sedekah, dan wakaf ini yang benar memang satu kesatuan. Tidak bisa dipisah-pisah. Jadi zakat, infaq, sedekah, dan wakaf ini satu kesatuan orientasinya untuk kemaslahatan,” ungkap Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA., Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), menggarisbawahi pentingnya integrasi antara zakat, infaq, sedekah, dan wakaf dalam upaya mencapai kemaslahatan yang lebih luas bagi masyarakat.

Dalam kesempatan ini juga Prof. Nuh menyampaikan bahwa saat ini wakaf telah memasuki fase ketiga. BWI membagi wakaf menjadi 3. Pertama, wakaf 1.0, wakaf nazhirnya fokus mencari wakif dan harta wakaf. Fase kedua, wakaf 2.0 tidak hanya ngumpulin wakif dan harta wakaf, tetapi nazhir mengelola wakaf dengan baik, sehingga memiliki nilai tambah luar biasa. “Tetapi tidak cukup sampai di situ, yakni masuk fase ketiga dengan penyaluran yang tepat. Tidak sekedar menyalurkan, tetapi menyalurkan ke yang memiliki impact terbesar. Ini sampai fase ketiga, tapi itu tidak akhir, masih ada satu lagi, bagaimana mentransform mauquf alaih tadi menjadi wakif baru, sehingga menjadi komunitas yang terus naik ke atas.”

Sekretaris Utama Bappenas RI, Teni Widuriyanti SE. MA., menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mencapai visi Indonesia emas 2045. Salah satu gagasan menarik yang diusulkan adalah menggunakan data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) sebagai basis untuk penyaluran zakat dan wakaf.

“Dengan memanfaatkan potensi dari Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf, kita dapat lebih efektif dalam mendukung pembangunan,” ujar Teni.

Forum ini bukan hanya sekadar pembicaraan, melainkan sebuah panggilan untuk tindakan nyata dalam meningkatkan kontribusi zakat dan wakaf dalam pembangunan nasional. Diharapkan bahwa hasil dari forum ini akan membawa dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Indonesia.

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *