Rombongan Badan Wakaf Indonesia (BWI) beserta Tim Lembaga Sertifikasi BWI yang dipimpin langsung oleh Ketua BWI Profesor. Dr. Ir. Mohammad NUH melakukan kunjungan silaturahmi dengan Bapak Mahyeldi Ansharullah selaku Gubernur Sumatera Barat di Rumah Dinasnya di Padang, Sumatera Barat, pada Minggu malam (06/04/2022).
Dalam momen itu Prof. Mohammad NUH menyampaikan bahwa kunci pengelolaan wakaf terletak pada eksistensi pengelola wakaf yaitu nadzir untuk memaksimalkan peran wakaf. Karena, wakaf apabila dikelola secara profesional, maka ia akan menjadi lembaga Islam potensial yang berfungsi mendanai dan mengembangkan perekonomian umat. Untuk itu, Ia mendorong peran nadzir agar bisa semaksimal mungkin untuk mencapai level kinerja dan performa yang terbaik. Sehingga Pengelolaan wakaf yang dilakukan oleh nadzir bisa lebih produk dan penyaluran manfaatnya kepada mauquf alai bisa meningkat, Begitu juga asset wakaf yang dikelolanya.
Guna mencapai itu BWI membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi Wakaf untuk memberikan pelatihan pengelolaan wakaf serta mensertifikasi nazhir supaya kompeten dan dipercaya masyarakat dalam mengelola wakaf.
“Nazhir bukan sekedar mengelola aset yang ada, tetapi mencari cara agar aset bertambah. Outputnya berapa banyak harta wakaf dapat diterima manfaatnya kepada mauquf alaih. Kata kuncinya ada di nazhir. Kalau nazhir menjadi kata kunci, maka perlu satu instrumen, kita bentuk lembaga sertifikasi profesi wakaf. Dan wakaf tidak bisa dikelola sembarangan, Ujar Prof. Mohammad NUH.
Mantan Menteri Pendidikan Era Presiden SBY menambahkan bahwa saat ini di Sumatera Barat telah dimulai pelatihan dan sertifikasi kompetensi nazhir, dan nanti yang sudah lulus, sudah menerima sertifikat kompetensi. Tidak hanya dari sisi pengetahuan tetapi juga riil prakteknya. Ini akan kita jadikan program nasional.
Ditempat yang sama, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah mengamini apa yang disampaikan Ketua Badan Pelaksana BWI. Ia mengungkapkan bahwa Ketika wakaf dikelola dengan baik maka asetnya akan semakin meningkat seperti yang terjadi saat orangatuanya masih menjabat sebagai Walikota Padang dulu. Yang tadinya hanya mempunyai pendapatan 250 juta meningkat menjadi 1 milyar pertahun.
“Bagaimana mengoptimalkan aset wakaf yang ada di kota padang,saat orangtua saya masih walikota Padang. Ketika wakaf dikelola lebih baik, maka satu bulan itu mendapatkan pendapatan satu milyar yang sebelumnya 250 juta per tahun. Betapa kayanya umat ini kalau aset wakaf dikelola dan dikembangkan, Pungkas Mahyeldi.
Pada acara tersebut juga diadakan penyerahan sertifikat LSP ke nazhir oleh Gubernur Sumatera Barat yang jumlahnya mencapai belasan nazhir. Serta penandatanganan MoU antara BWI dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk mengembangkan perwakafan di Provinsi itu.