Wakaf Sebagai Bentuk Philantrophy Islam

Wakaf Sebagai Philantropy Islam

Wakaf adalah bagian dari Islamic Philantrophy yang memiliki kekhasan tersendiri, keharusan menjaga harta wakaf agar tetap abadi, tidak boleh menulanya, menghibahkannya dan mewariskannya. Lebih dari itu bahwa karakter wakaf adalah produktif, karena manfaat dari hasil wakaf itulah yang diharapkan ada pada harta wakaf. Dalam perspektif fiqh, wakaf adalah masalah fiqhiyyah ijtihadiyyah sehingga memiliki ruang untuk berijtihad dan berinovasi khususnya dalam hal-hal yang tidak ada nash secara qathiy, sebagai contoh cash waqf atau wakaf tunai yang harus terus dikembangkan. Maka agar pemahaman mengenai wakaf ini lebih mendalam terlebih dahulu memahami bagaimana wakaf memiliki dimensi ibadah sekaligus muamalah.

Wakaf adalah salah satu dari bentuk Islamic Phiantrophy yang merupakan bagian dari kebajikan dalam Islam. Manfaat yang sangat banyak akan diperoleh oleh masyarakat jika harta wakaf betul-betul dioptimalkan. Perlu adanya pemahaman yang komprehensif khususnya bagi nadzir sebagai pengelola wakaf, khususnya dalam bidang bisnis dan usaha agar harta wakaf tersebut dapat memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi umat.

Islam sebagai agama yang datang dari Sang Pencipta alam semesta memberikan perhatian yang besar terhadap hal-hal yang berhubungan dengan muamalah antar sesama manusia. Termasuk anjuran untuk senantiasa membantu orang-orang yang lemah dan mengalami kekurangan harta benda. Merujuk pada QS. Al-Baqarah: 177, maka membantu orang-orang yang memerlukan adalah salah satu dari kebajikan yang diperintahkanNya. Maka, Islamic Philantrophy atau Filantropi dalam Islam adalah bagian tidak terpisahkan dari syariah Islam yang mulia ini.

Karakter khas dari Islamic Philantrophy adalah dasar tauhid dan keimanan kepada Allah Ta’ala yang menjadi landasan bagi seluruh aktifitas berderma. Rasa persaudaraan dalam Islam (Ukhuwah Islamiyah) serta solidaritas sesama manusia menjadi bagian tidak terpisahkan dalam Islam, saling mencintai karena Allah adalah salah satu dari sarana untuk mendapatkan manisnya iman.

Penulis : Abd Misno Mohd Djahri

Facebook
WhatsApp
Twitter
LinkedIn
Pinterest

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *