Badan Wakaf Indonesia (BWI) mendorong Perguruan Tinggi Negeri (PTN), terutama PTN Berbadan Hukum (PTN-BH) di Indonesia untuk berkontribusi pada wakaf berupa uang sebagai dana abadi pendidikan. Nantinya dana abadi itu dapat dikelola untuk pengembangan kampus.
Hal itu dipesankan Ketua BWI, Muhammad Nuh dalam acara BWI Goes to Campus di Auditorium USU, Medan. PTN sebagai lembaga pendidikan berpotensi mengumpulkan dan mengelola wakaf bersama BWI yang peruntukannya dapat digunakan dalam peningkatan kualitas pendidikan ke depan.
“(Perguruan Tinggi) Tidak bisa dihitung, karena saking banyaknya. Wakaf itu, bisa berupa tanah. Ada wakaf uang, kalau digali luar biasa,” ucap Nuh dalam keterangan tertulis diterima detikSumut, Rabu (17/5/2023).
Ia juga menyebut, saat ini BWI telah ikut mengelola wakaf dari beberapa PTN-BH di Indonesia, dengan nilai total sekitar Rp 700 miliar.
“Sekarang aja, yang dikelola oleh BWI baru sekitar Rp 700 miliar. Berapa jumlah universitas kita (di Indonesia), ribuan,” sebutnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tersebut juga BWI juga mengajak mahasiswa hingga civitas perguruan tinggi agar menyadari manfaat dari wakaf untuk pendidikan serta kemajuan PTN masing-masing. BWI juga aktif mensosialisasikan tentang wakaf ke masyarakat.
Pada tahun 2023, lanjutnya, pengelolaan wakaf dari PTN-BH ditargetkan tembus Rp 1 triliun. Untuk itu, kesadaran masyarkat terutama civitas perguruan tinggi untuk berwakaf terus ditingkatkan.
“Tahun ini, mudah-mudahan tahun bisa tembus Rp 1 triliun lah. Kami ingin memberikan perhatian khusus perguruan tinggi. Karena, perguruan tinggi bisa tumbuh baik, kalau ada dana abadi. Tidak mengandalkan dana SPP semata saja. Tapi, ada dana abadi,” ucap Nuh.
Terkait PTN Berbadan Hukum yang ditargetkan dalam pengelolaan dana abadi, kata Nuh, karena PTN-BH sudah diberikan otonomi oleh pemerintah termasuk dalam bidang keuangan dan tata kelola sumber daya. Dengan demikian PTN-BH bisa menyisihkan dana yang dikelola untuk dana abadi.
“Seperti USU, ada dana abadi. Pengelolaan kebun, dan seterusnya. Kalau itu, semakin besar. Makanya, ketergantungan perguruan tinggi anggaran rutin itu, lebih kecil dan dia bisa leluasa untuk mengembangkan perguruan tinggi itu,” ucap Nuh.
Untuk target awal, BWI akan mengajak 10 hingga 15 dari sebanyak 21 PTN-BH yang ada di Indonesia. Sehingga pengembangan dana abadi melalui wakaf dapat dimulai.
“ITS, IPB, ITB, sebentar lagi di USU, UNP Padang, UNHAS. Karena sadar betul dana abadi itu, manfaatnya bisa digunakan untuk perkembangan kampus, memberikan bantuan atau beasiswa kepada mahasiswa kurang mampu dan manfaat lainnya, yang sangat luar biasa,” kata Nuh.