Juliardi selaku ketua Pengurus Citra Pantai Barat Mandailing /Islamic Foundation melaporkan, status tanah tersebut adalah wakaf dari keluarga H Tuanku Sri Dewa dan Sultan Nur Muhayat Syah.
“Pembangunan awal akan menelan biaya Rp5 milliar dan Rp1, 2 milliar dibantu melalui APBD Provinsi,” ujarnya.
Konsep rumah yatim yang akan dibangun bukan seperti panti asuhan yang biasa dibangun. Melainkan berbentuk rumah tinggal, sehingga anak-anak seperti tinggal di rumah sendiri. Tahap berikutnya pembangunan mess dan aula.
“Kami masih membutuhkan pewakaf lain, sehingga cepat selesai dan para anak yatim cepat mendapatkan kasih sayang dari orang tua asuh,” harapnya.
Menurut Juliardi, pembangunan rumah yatim ini sudah dimulai sejak 9 Februari lalu, yang ditamdai dengan dengan peletakan batu pertama oleh Pelaksana tugas Gubernur Sumatera Utara (Plt Gubsu) H Gatot Pujo Nugroho ST didampingi Wakil Bupati Madina, pengurus CPBM-IF dan staf ahli gubernur dan beberapa pimpinan SKPD Pemprovsu.
Dalam arahanya, Plt Gubsu mengingatkan apa yang dikatakan Rasulullah. “Rasul mengingatkan, bahwa kalau kita memperhatikan anak yatim maka nanti akan bersama Rasul di akhirat. Hari ini kita bersyukur para perantau berkomitmen untuk membangun daerah,” ujarnya.
Selain fokus terhadap bangunannya, kata Gatot, para perantau juga harus fokus membangun sumber daya manusianya. “Memang pola pendekatan yang direncanakan oleh pengurus dalam mendidik anak panti asuhan sangat bagus karena yang diperlukan anak yatim adalah kasih sayang. Dengan pola pendekatan dan bangunan yang direncanakan seperti layaknya rumah keluarga. Maka anak asuh akan merasa seperti tinggal dirumah sendiri dan menganggap orangtua asuh seperti orangtua sendiri,” ujarnya.
Gatot menambahkan, pada saat seperti itulah anak asuh pemikirannya akan timbuh dan berkembang seperti anak lainnya, dengan begitu merekalah yang akan dipersiapkan untuk menjadi pemimpin masa depan. (sug/analisadaily)